Jakarta Bersiap, Upaya Antisipasi Banjir di Musim Hujan

Jakarta Bersiap, Upaya Antisipasi Banjir di Musim Hujan

Jumat, 10 November 2023, 03:32 WIB

Musim hujan akan segera tiba di Indonesia, khususnya Kota Jakarta. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menjelaskan bahwa Indonesia akan memasuki musim hujan pada waktu yang tidak bersamaan, hal tersebut disebabkan karena peralihan Angin Timuran (Monsun Australia) menjadi Angin Baratan (Monsun Asia).

Tibanya musim hujan di Jakarta harus diantisipasi oleh seluruh masyarakat Jakarta. Fenomena banjir musiman di Jakarta disebabkan oleh kemiringan lereng Jakarta dan wilayah Jakarta yang dialiri oleh 17 (tujuh belas) sungai. Selain faktor alam, bencana banjir di Jakarta juga dipengaruhi aktivitas masyarakat yang menyebabkan penurunan permukaan tanah di Jakarta karena masifnya penggunaan air tanah.

Berbagai faktor tersebut membutuhkan upaya kolektif agar Kota Jakarta bisa lepas dari ancaman banjir setiap memasuki musim hujan. Karenanya, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta memiliki sejumlah aksi strategis guna mengantisipasi ancaman banjir yang kerap melanda Kota Jakarta. 

Prediksi Hujan di Jakarta

BMKG memprediksi bahwa wilayah DKI Jakarta akan memasuki musim hujan dalam waktu yang berbeda di bulan November 2023 hingga awal tahun 2024 mendatang. Wilayah Jakarta sendiri masuk dalam Zona Musim (ZOM) Banten – DKI kategori 14, 15, dan 16. Salah satu cara menghitung rentang waktu hujan adalah dengan menggunakan penghitungan Dasarian.

Penghitungan Dasarian digunakan sebagai rentang waktu selama 10 (sepuluh) hari. Artinya, dalam satu bulan maksimal akan ada III Dasarian.

  •  November Dasarian II

Pada perhitungan sekitar tanggal 11 hingga 20 November 2023, Wilayah DKI Jakarta yang memasuki ZOM Banten – DKI 15 akan mengalami hujan, dengan rincian:

    • Wilayah Jakarta Barat: Kebon Jeruk, Kembangan, dan Palmerah
    • Wilayah Jakarta Pusat: Cempaka Putih, Johar Baru, Menteng, Senen, dan Tanah Abang. 
    • Wilayah Jakarta Selatan: Kebayoran Lama, Pesanggrahan, Setia Budi, dan Tebet. 
    • Wilayah Jakarta Timur: Jatinegara, Makasar, Pulogadung, dan Matraman.

Kemudian pada perhitungan yang sama wilayah ZOM Banten – DKI 16 dengan intensitas hujan lebih rendah adalah:

    • Jakarta Selatan: Cilandak, Kebayoran Baru, Mampang prapatan, Pancoran, Jagakarsa, dan Pasar Minggu.
    • Jakarta Timur: Cipayung, Kramat Jati, Ciracas, dan Pasar Rebo.

Wilayah ini diprediksi akan dilanda hujan dengan intensitas yang lebih rendah dan mencapai puncaknya pada Februari 2024.

  • Januari Dasarian I

Kemudian wilayah ZOM Banten – DKI 14 yang akan dilanda hujan pada awal 2024, khususnya pada tanggal 1 - 10 Januari 2024, yaitu:

    • Kepulauan Seribu: Kepulauan Seribu Utara dan Kepulauan Seribu Selatan. 
    • Jakarta Barat: Cengkareng, Grogol Petamburan, Kalideres, Tamansari, Tambora. 
    • Jakarta Pusat: Gambir, Kemayoran, dan Sawah Besar.
    • Jakarta Timur: Cakung dan Duren Sawit.
    • Jakarta Utara: Cilincing, Kelapa Gading, Koja, Pademangan, Penjaringan, dan Tanjung Priok. 

Musim hujan yang akan melanda sebagian besar wilayah ini diprediksi normal dan akan mencapai puncaknya pada Februari 2024.

Sehingga, seluruh wilayah DKI Jakarta diprediksi akan mengalami musim hujan yang dimulai pada minggu kedua bulan November dan berakhir di bulan Februari 2024.

Kota Jakarta, Wilayah Rawan Banjir

Tiap musim hujan datang, warga Jakarta kerap dihantui oleh ancaman banjir musiman. Bencana alam banjir menjadi salah satu potensi bencana yang mendapatkan prioritas penanganan oleh Pemprov DKI Jakarta.

Wilayah DKI Jakarta memiliki 17 (tujuh belas) sungai/kanal yang berhulu di Kota Jakarta atau sekitarnya (Banten dan Jawa Barat) yang akan bermuara di lautan. 

                Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi DKI Jakarta,2022                        

Sebagai wilayah dataran rendah yang memiliki pesisir pantai di sebelah utara, banjir yang melanda Kota Jakarta hingga kini bisa dipetakan menjadi tiga sumber, yaitu Banjir Hujan Lokal, Banjir Kiriman, dan Banjir Rob.

  1. Banjir Hujan Lokal

Intensitas hujan yang tinggi dalam durasi yang lama akan mengisi saluran air dan daerah cekung di Jakarta. Kota Jakarta dirancang untuk menampung debit air dengan curah hujan maksimal 120 mm/hari. Saat debit air sudah berlebih, maka air akan meluap dan menyebabkan banjir.

  1. Banjir Kiriman

Tingginya intensitas hujan di wilayah sekitar Jakarta (Banten dan Jawa Barat) akan melalui aliran sungai yang melewati Kota Jakarta. Saat debit air sungai sudah berlebih, maka air akan meluap dan membanjiri Jakarta.

  1. Banjir Rob

Hal ini terjadi di wilayah pesisir Jakarta. Disebabkan oleh adanya pasang air laut dan penurunan permukaan tanah Kota Jakarta.

Ketiga jenis banjir tersebut akan bermuara menjadi titik rawan banjir di beberapa wilayah Kota Jakarta. Baik yang dilewati oleh sungai/kali, hingga lokasi yang memiliki tingkat kerendahan daratan yang ekstrem.

Sumber:Badan Penanggulangan Bencana Daerah, 2022

Daratan yang rendah, kemiringan lereng, wilayah pesisir, hingga dilewati oleh belasan sungai/kanal berkontribusi akan tingkat kerawanan Kota Jakarta akan bencana banjir yang tinggi.

Berbagai pemetaan kondisi rawan banjir di seluruh wilayah Jakarta membutuhkan aksi strategis baik oleh pemerintah dan masyarakat, khususnya sebagai upaya agar titik rawan dapat berkurang secara berkala dan tidak merata dirasakan oleh seluruh warga Jakarta. 

Upaya Pemerintah Cegah Banjir Jakarta

Musim hujan akan selalu melanda wilayah DKI Jakarta tiap tahunnya. Begitu pun dengan risiko bencana alam banjir yang kerap menjadi persoalan bersama di Jakarta. Pemprov DKI Jakarta memiliki berbagai strategi mitigasi banjir, mulai dari upaya teknis hingga koordinasi dengan berbagai Organisasi Perangkat Daerah (OPD) dan lintas Kementerian/Lembaga.

Tiap tahunnya Pemprov DKI Jakarta memiliki rencana mitigasi banjir yang tertuang dalam Rencana Pembangunan Daerah (RPD) maupun Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD).

Secara garis besar, induk dari program prioritas penanganan banjir adalah wujud salah satu dari empat tujuan pembangunan DKI Jakarta tahun 2023 – 2026 yang tertuang dalam RPD 2023 – 2026, dengan visi Regenerasi Kota yang Berketahanan dan Berkelanjutan.

Turunan dari tujuan tersebut berbentuk sasaran, yaitu Peningkatan Stabilitas dan Ketahanan Kota, yang kemudian berwujud strategi yaitu pengurangan dampak banjir melalui peningkatan tampungan, penataan kali/sungai serta pembangunan tanggul pantai.

Kemudian, upaya pengurangan dampak banjir dilakukan melalui 3 (tiga) program prioritas penanganan banjir, yaitu dengan:

(i) Membangun Waduk;

(ii) Revitalisasi Sungai, Danau, Embung, dan Waduk (SDEW); dan

(iii) Pengembangan sistem pemantauan banjir.

Selain garis besar pelaksanaan program penanganan banjir, upaya rutin yang kerap dilakukan adalah grebek lumpur sebagai aksi pengerukan sungai guna memperlebar volume daya tampung air. 

Sumber: Dinas Sumber Daya Air Provinsi DKI Jakarta, 2023

Penjabat (Pj.) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono menjelaskan bahwa Pemprov DKI Jakarta terus bersinergi lintas Kementerian dan Lembaga dalam upaya mitigasi banjir di wilayah Jakarta.

Pj. Gubernur DKI Jakarta menegaskan bahwa koordinasi intensif juga akan terus dilanjutkan dengan pemerintah pusat serta sinkronisasi program, seperti sinkronisasi lokasi prioritas pengadaan tanah untuk percepatan pekerjaan konstruksi oleh Kementerian PUPR.

Berbagai program tersebut dilakukan di seluruh wilayah DKI Jakarta. Terlebih, dengan koordinasi lintas lembaga maka permasalahan banjir perkotaan di Jakarta akan bisa terselesaikan dengan optimal. 

Tidak hanya tersentral, seluruh wilayah Provinsi DKI Jakarta melalui Pemerintah Kota Administrasi juga memiliki program prioritas dalam upaya pencegahan banjir perkotaan. Strategi yang tertuang dalam RKPD 2023 bagi tiap wilayah yaitu:

  1. Jakarta Pusat
  • Pemasangan pompa pengendali banjir di 2 lokasi;
  • Pembangunan pintu air di 12 lokasi;
  • Pembuatan kolam olakan/bioswale di 5 lokasi;
  • Optimalisasi pengerukan kali;
  • Pemeliharaan tali air dan saluran drainase;
  • Melakukan kegiatan grebek lumpur secara berkala.
  1. Jakarta Utara
  • Penanganan banjir di pesisir pantai utara Jakarta;
  • Penanganan sampah pesisir di belakang tanggul National Capital Integrated Coastal Development (NCICD);
  • Pembangunan sheet pile kali Muara Ciliwung Gunung Sahari;
  • Pengerukan dan pembangunan tanggul di kali Cakung Lama;
  • Pembangunan tahap II sheet pile di sepanjang kali Betik;
  • Peningkatan kapasitas pintu saringan kali layer waduk Rawa Badak.
  1. Jakarta Barat
  • Pengerukan di 8 sungai untuk menambah kapasitas daya tampung air;
  • Perkuatan tebing pada sungai yang berpotensi longsor dan banjir;
  • Pembuatan embung, pintu air, dan penambahan kapasitas pompa;
  • Revitalisasi pompa stasioner dan kolam olakan;
  • Pembuatan sumur resapan dan biopori;
  • Pembuatan rain garden / bioswale pada taman tepi dan median jalan;
  • Pengawasan dan penertiban pembuatan sumur resapan bagi masyarakat sesuai IMB;
  • Mendorong gedung-gedung pemerintah dan swasta untuk menerapkan program zero run off.
  1. Jakarta Selatan
  • Pembebasan lahan, penataan kawasan, dan pembangunan outlet Rawa Lindung;
  • Kolaborasi penataan embung terpadu.
  1. Jakarta Timur
  • Peningkatan peran serta dan kolaborasi swasta & masyarakat dalam pembangunan sumur resapan;
  • Optimalisasi Area Ruang Hijau dan Biru pada Ruang Terbuka Hijau;
  • Pemanfaatan waduk/embung sebagai pengendali banjir sekaligus tempat rekreasi.

Selain upaya yang direncanakan secara berkala, Pemprov DKI Jakarta turut melakukan mitigasi lapangan dengan menyiagakan personel tambahan dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta.

Memasuki musim penghujan di awal November 2023 ini, BPBD akan menyiagakan 267 personel Petugas Penanggulangan Bencana di tiap kelurahan Jakarta sebagai upaya percepatan koordinasi dan penanganan bencana. Penyiagaan personel disertai dengan melengkapi sarana dan prasarana di 25 kelurahan rawan banjir di Jakarta. 

Selain upaya yang direncanakan secara berkala, Pemprov DKI Jakarta turut melakukan mitigasi lapangan dengan menyiagakan personel tambahan dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta.

Memasuki musim penghujan di awal November 2023 ini, BPBD akan menyiagakan 267 personel Petugas Penanggulangan Bencana di tiap kelurahan Jakarta sebagai upaya percepatan koordinasi dan penanganan bencana. Penyiagaan personel disertai dengan melengkapi sarana dan prasarana di 25 kelurahan rawan banjir di Jakarta.

Sumber: Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi DKI Jakarta, 2023

Ketahui Lebih Lanjut dan Pantau Banjir Jakarta

Dinas Sumber Daya Air Provinsi DKI Jakarta menyediakan kanal informasi terpadu dalam upaya pengendalian banjir di Jakarta. Melalui portal resmi, berbagai informasi mulai dari program pengendalian banjir dan drainase, hingga pengendalian rob serta pengembangan pesisir pantai bisa diketahui secara berkala.

Sumber: portal pantaubanjir.jakarta.go.id, 2023

Selain itu, kita juga bisa mengetahui secara langsung titik rawan banjir, grafik, hingga data banjir lintas tahun terkini melalui portal resmi pantau banjir yang merupakan kanal sinergis Pemprov DKI Jakarta dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan BMKG. Ragam informasi tersebut selain berguna dalam memantau banjir, turut berguna untuk mengembangkan kebijakan penanggulangan banjir secara komprehensif bagi Jakarta ke depan.

Penyediaan ragam kanal informasi oleh Pemprov DKI Jakarta adalah upaya pengendalian serta peringatan dini mengatasi bencana banjir Kota Jakarta. Selain upaya sinergis antar lembaga pemerintah, peran Anda turut bernilai dalam upaya kolektif memitigasi banjir di Kota Jakarta.

Artikel Terkait

Skip to content

Artikel Terkait: https://silope.kemenpora.go.id/docs/online/https://jdih-dprd.sumedangkab.go.id/system/https://wirausahaberprestasi.kemenpora.go.id/docs/xgacor/slothttps://ti.lab.gunadarma.ac.id/jobe/system/https://e-learning.iainponorogo.ac.id/thai/https://e-learning.iainponorogo.ac.id/course/demo/