Wisata Kuliner

Wisata Kuliner

Dinas Pariwisata Dan Ekonomi Kreatif
Kamis, 24 Maret 2022, 02:59 WIB

Sebagai kota yang memiliki latar belakang penduduk beragam, Jakarta juga mempunyai kekayaan kuliner beraneka. Dari yang harganya aman buat kantong, hingga yang budget-nya kelas hotel berbintang lima, tersaji di Ibu Kota. Dari kuliner tradisional Betawi, makanan khas  Minang, Jawa, Manado dan lain-lain, sampai kuliner internasional seperti makanan khas India, Korea, Jepang, atau Western


Sejarah Nusantara menempatkan kuliner Indonesia sebagai hasil persilangan budaya. Kreativitas anak-anak muda kini menyumbang pula keragaman makanan dan minuman di Jakarta. Belum lagi aneka gaya hidup diet (pengaturan pola makan), dari vegetarian (tidak makan daging), vegan (tak mengonsumsi berbagai produk makanan dari hewan), hingga ketogenic (makan rendah karbohidrat dan tinggi lemak), yang membentuk kuliner baru di Ibu Kota.

Kuliner Betawi

Etnis Betawi adalah penduduk asli Kota Jakarta yang memiliki kekayaan jenis makanan berkat hasil persilangan dari berbagai budaya seperti Arab, Tionghoa, Belanda, serta Portugis. Kerak Telor, Kue Pancong, dan Soto Betawi merupakan beberapa contoh makanan khas Betawi yang populer di kalangan masyarakat umum. Berikut ini beberapa kuliner Betawi yang dapat ditemukan di Jakarta:

  1. Gabus Pucung
    Makanan berbahan dasar kluwek mirip dengan rawon Jawa, namun lebih kental dan lebih kaya rempah-rempah. Bedanya lagi ikanlah bahan protein gabus pucung, bukan daging sapi seperti rawon. Tiga tempat yang menyediakan Gabus Pucung yaitu: Rumah Makan Haji Nasun di Jagakarsa, Dapur Betawi di Pondok Cabe, serta Dodol Nyai Mai di Jagakarsa.

  2. Gurame Pecak
    Dua versi menu ini dapat ditemui dengan atau tanpa sambal kacang. Laiknya menu makanan yang dipenyet (dipipih), rasa pedas dan gurih akan menggoda selera makan Anda. Restoran atau warung makan yang menyediakan Gurame Pecak sebagai menunya antara lain: Warung Haji Apen di Ragunan dan Rumah Makan Betawi Haji Muhayar di Pasar Minggu.


  3. Nasi Ulam
    Makanan tradisional Betawi ini kian langka di Jakarta. Nasi putih dicampur dengan berbagai lauk dan rempah-rempah, dengan taburan daun pegagan (centella asiatica) atau kemangi di atasnya. Tempat untuk mencicipi nasi ulam antara lain: Misjaya di Glodok, Ibu Yoyo di Kuningan, Alung di Taman Sari, serta “Babeh” Sumber Rezeki di Petojo.

  4. Sayur Besan
    Sayur Besan merupakan salah satu menu yang wajib dihidangkan saat proses seserahan pernikahan adat Betawi. Bahan utamanya yang langka, yakni terubuk (bunga tebu), membuat masakan ini sulit ditemukan. Restoran yang menyediakan Sayur Besan antara lain: Batavian Restaurant di Cinere.

  5. Putu Mayang
    Salah satu pencuci mulut khas Betawi adalah kue Putu Mayang. Penganan ini dibawa para pedagang asal India Selatan ke negara-negara di Asia Tenggara. Bahannya yang relatif muda diperoleh seperti tepung beras, santan, serta gula merah membuat kue ini menjadi jajanan pasar yang sangat mudah ditemukan. Tempat yang menyediakan kue ini misalnya: Putu Mayang Betawi di Kebayoran, Mpok Ewa di Pancoran, dan Asiyah di Palmerah.

  6. Soto Tangkar
    Tangkar adalah iga sapi dalam Bahasa Betawi pada masa penjajahan. Makanan ini merupakan soto dengan iga sapi berdaging sedikit. Konon, dulu masyarakat Betawi hanya mampu membeli sedikit daging, karena kebanyakan dagingnya telah diambil oleh koloni Belanda. Tempat untuk mencicipi Soto Tangkar antara lain: di Jalan Sabang, Bang Edi di Tanah Abang dan Petojo, serta Haji Diding di Pasar Pagi Petojo.

Kawasan Kuliner Kekinian

Kuliner tidak hanya merepresentasikan kebutuhan masyarakat akan makanan namun juga budaya dan ekonomi. Budaya nongkrong yang sudah ada sejak dulu yang bertahan hingga kini, dimana sekumpulan anak muda duduk bersama, ngobrol, minum kopi dan makan dapat Anda jumpai dengan mudah di kawasan-kawasan kuliner di Jakarta. Dengan bermunculannya tren kuliner kreatif oleh entrepreneur muda yang mencipxakan genre baru didunia kuliner, membuat kuliner di Jakarta menjadi lebih beragam.Tidak hanya anak muda, semua elemen masyarakat dapat menikmati genre  baru kuliner ini. Berikut adalah spot-spot  di Jakarta untuk menikmati jajanan kuliner kreatif:

  1. Tendean 41

Kawasan kuliner yang beroperasi sejak 17.00 hingga tengah malam ini terletak di Jalan Kapxen Tendean, Mampang Prapatan, Jakarta Selatan. Berbagai kedai makanan dengan sentuhan kreatif ala milenial terdapat di sini. Salah satunya Warung Nagih, pionir cemilan berbasis street food  yang bermula di atas lahan kosong ini. Selain itu, Kedai Fusion dan Gule DKI menyediakan aneka jenis makanan, dari cemilan sampai nasi goreng. Sedangkan Bigpan menyajikan pancake dengan bermacam topping. Sementara Yakitori Go menawarkan menu khas Jepang, Domba Tarsan menghidangkan tongseng, sate, serta nasi goreng.

  1. Pasar Santa
    Berkat konsep kuliner kreatif yang diusung, Pasar Santa menjadi spot hangat bagi Millennials dan Gen Z untuk berkumpul sambil menyantap menu yang Instagramable. Dari ayam geprek kekinian, Geprek Gepruk, hidangan pencuci mulut, Leheaven, atau variasi kopi dari berbagai kios kopi di sini yang sangat aman untuk kantong mahasiswa. Anda juga dapat menemukan makanan khas Meksiko dengan harga terjangkau, cendol, beragam menu durian, infused water, smoothies sehat, menu sate yang variatif, sampai menu khas Jepang dengan harga yang terjangkau. Walau harganya relatif murah, soal rasa tidak perlu Anda khawatirkan, karena makanan dan minuman yang tersedia di sini dijamin tidak akan mengecewakan. Pasar Modern Santa terletak di Jalan Cipaku I No. 121, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.

  2. Kuliner Pecenongan
    Surga kuliner pada malam hari yang terletak di Jalan Pecenongan, Jakarta Pusat ini dapat ditempuh dengan berjalan kaki sekitar sepuluh menit dari Stasiun Juanda. Beroperasi pada pukul 18:00-03:00, bermacam jajanan kaki lima dan restoran berderet di sepanjang Jalan Pecenongan. Ada pula beberapa restoran yang beroperasi 24 jam, seperti Nasi Uduk Sri Rostika, Bubur Kwang Tung, serta Martabak Pecenongan 65A yang legendaris. Anda dapat menyantap martabak dengan topping yang unik dan kekinian di sini, selain menikmati chinese food halal. 

  3. Food Fighters

Berlokasi di Jalan Melawai IV No. 7, tepat di samping Fave Hotel, Anda bisa menemukan versi lebih segar dari Pasar Santa. Food court dengan sepuluh tenant tetap dan lima tenant pop up setiap bulan menawarkan kuliner kekinian, dengan dekorasi ala 8-bit menjadikan kawasan kuliner ini sebagai sebagai salah satu spot berkumpul anak muda yang paling hits di Jakarta. Anda dapat menemukan Mushroom Burger seharga Rp 30.000 di Judas Kitchen, selain makanan sehat yang cocok untuk kocek mahasiswa seperti infused water dan menu makanan less oily yang menjadi perhatian dietician. Di samping Bonara Pasta, Miechino, Kopi Pasar, serta Papricano Zucker Waffle, Drink by Food Fighters menyajikan minuman-minuman yang sedang tren di industri kuliner kreatif. Datang dan rasakan langsung ke tempat ini pada pukul 10.00 sampai 22.00 atau hingga 24.00 pada malam Minggu. Temukan makanan serta minuman dengan kisaran harga Rp 7.000-50.000 saja!

  1. OTW Food Street

Tempat makan dengan konsep mini food court ini telah merambah ke berbagai kota di Indonesia, di antaranya Surabaya, Malang, Bali, Makassar, Pontianak, serta Balikpapan. Berlokasi di Kelapa Gading, Jakarta Utara, tepatnya di Jalan Kelapa Kopyor Raya BA 2 No.1, mulai beroperasi pukul 16.00 hingga pukul 21.00 setiap hari kecuali Senin. Gerai ini terkenal karena rasa martabak green tea-nya, juga topping-topping unik atau snack-nya. OTW Food Street juga terkenal karena konsepnya yang menawarkan makanan berwarna-warni dari pelangi sampai hitam pekat, dari makanan berat hingga finger food, dari minuman tradisional seperti kunyit jahe hingga smoothies beraneka warna dan rasa.


  1. Gulai Tikungan (Gultik)

Spot ini sudah menjadi salah satu kawasan kuliner yang terkenal sejak 1980-an. Gulai yang dijajakan secara kaki lima oleh sejumlah penjualnya di tikungan atau perempatan Jalan Mahakam dan Bulungan. Ketenaran gulai ini tidak pernah redup, walau sudah eksis selama tiga dekade. Dengan harga relatif murah, Rp 10.000, seporsi gulai tetap akan menggoyang lidah serta mengenyangkan perut Anda.

  1. Jalan Sabang Kawasan kuliner di Jalan Agus Salim atau Sabang ini terdiri dari berbagai restoran dan warung kaki lima yang cukup banyak, sehingga pilihan makanan yang ditawarkan pun lebih variatif. Dari Sate Jaya Agung yang sudah berjualan sate kambing dan ayam sejak 1963, Bakmi Roxy yang sudah melegenda, Ben Seafood untuk pecinta santapan laut, hingga nasi goreng kambing yang legendaris di Jalan Kebon Sirih dekat Jalan Sabang. Ada juga kafe Kopi Oey buat penggemar kopi bernuansa ala kopitiam di Pecinan, dengan menu makanan tradisional dan suasana klasik tempo dulu. Sedangkan kedai Kopi Atjeh menyajikan kopi Gayo beserta mie Aceh. Ada pula kawasan kuliner BSM di sebelah Bank Syariah Mandiri yang menjadi pilihan spot makan siang karyawan di sekitar Jalan Thamrin, Medan Merdeka, serta Kebon Sirih dengan budget sangat pocket-friendly. Di sini Anda bisa mencicipi Ayam Gepuk Sambal Bawang Pak Gembus, Bakmi Bangka, Bubur Ayam Cianjur, Soto Kuin Abang Suhai, dan lain-lain.

Artikel Terkait

Dinas Pariwisata Dan Ekonomi Kreatif

Dinas mempunyai tugas menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang pariwisata pada sub urusan destinasi pariwisata, pemasaran pariwisata, pengembangan ekonomi kreatif melalui pemanfaatan dan perlindungan Hak Kekayaan Intelektual, pengembangan sumber daya pariwisata dan ekonomi kreatif.

Skip to content

Artikel Terkait: https://silope.kemenpora.go.id/docs/online/https://jdih-dprd.sumedangkab.go.id/system/https://wirausahaberprestasi.kemenpora.go.id/docs/xgacor/slothttps://ti.lab.gunadarma.ac.id/jobe/system/https://e-learning.iainponorogo.ac.id/thai/https://e-learning.iainponorogo.ac.id/course/demo/